26 Februari 2011

Yahudi dalam Wacana Sejarah

Pendahuluan

Yahudi, Kristen dan Islam biasa disebut agama-agama Ibrahimi (abrahamic religions), karena pokok-pokok ajarannya bernenek moyang kepada ajaran nabi Ibrahim (sekitar abad 18 SM), yaitu agama yang menekankan keselamatan melalui iman, menekankan keterkaitan atau konsekuensi langsung antara iman dan perbuatan nyata manusia.
Menurut agama-agama samawi itu, Tuhan tidak dipahami sebagai yang berfokus pada benda-benda (totemisme), atau upacara-upacara (sakramentalisme) seperti pada beberapa agama lain, tetapi sebagai yang mengatasi alam dan sekaligus menuntut manusia untuk menjalani hidupnya mengikuti jalan tertentu yang ukurannya ialah kebaikan seluruh anggota masyarakat manusia sendiri. Dengan kata lain, selain bersifat serba transendental dan maha tinggi, Tuhan juga bersifat etikal, dalam arti bahwa Ia menghendaki manusia untuk bertingkal laku yang etis dan bermoral.
Karena menekankan amal perbuatan yang baik dan benar itu , para ahli kajian ilmiah tentang agama-agama menyatakan Islam dan Yahudi yang juga sering disebut agama semitik (semitic religion) ini, tergolong agama etika (ethical religion), yakni agama yang mengajarkan bahwa keselamatan manusia tergantung pada perbuatan baik dan amal salehnya.
Ini berbeda dari agama Kristen yang juga termasuk agama semitik, disebabkan teologinya berdasarkan doktrin kejatuhan (fall) manusia (Adam) dari surga yang menyebabkan kesengsaraan abadi hidupnya, mengajarkan bahwa manusia perlu penebusan oleh kemurahan (Grace) Tuhan dengan mengorbankan putra tunggalnya, Isa al-Masih untuk disalib menjadi "Sang Penebus".
Maka kajian ilmiah menggolongkan agama Kristen sebagai agama sakramental (sacramen relegion) yaitu agama yang mengajarkan bahwa keselamatan itu diperoleh melalui sang penebus dosa, dan penyatuan diri kepadanya dengan memakan roti dan minum anggur yang telah ditransubstansiasikan menjadi daging dan darah Isa al-Masih dalam upacara Sakramen Ekaritsi.
Menurut Artur Hyman semua agama yang bersumber pada kitab suci wahyu mempunyai masalah yang sama menyangkut doktrin tentang penciptaan alam, tapi agama-agama itu berbeda sampai batas bahwa yang lain mengalami persoalan pemikiran atau filsafat.
Umat Yahudi mempunyai masalah mengenai persoalan tertentu seperti Israel sebagai bangsa pilihan dan keabadian hukum. Umat Islam menghadapi persoalan apakah al-Quran sebagai firman Allah itu diciptakan atau abadi.
Umat Kristen sendiri menghadapi berbagai deretan persoalan yang serupa, kelak yang dikatagorikan sebagai "misteri" antara lain doktrin Trinitas Suci (Holy Trinity) dan Sakramen Ekaritsi yang merupakan sesuatu yang tipikal.
Doktrin Trinitas mengatakan bahwa Tuhan adalah Esa dengan tiga pribadi Bapak, Anak dan Roh Suci, Tuhan adalah satu sekaligus tiga. Sakramen Ekaritsi mengisyaratkan perubahan roti dan anggur ekaritsi menjadi daging dan darah Kristus, proses yang dikenal dengan transubstansiasi. Jadi dapat dikatakan bahwa agama Kristen dalam sisi tertentu mengalami tantangan yang lebih sulit diatasi daripada agama Islam atau Yahudi.
Lebih lanjut, karena alasan-alasan teologis dan historis atau doktrin etika dan politik, Kristen berbeda dari agama Yahudi dan Islam. Salah satu perbedaannya adalah konsep tentang manusia, manusia mengalami kejatuhan dari surga, sebab itu perlu kemurahan Tuhan untuk penyelamatan. Meski para pemikir Kristen mengagumi hasil-hasil temporal doktrin-doktrin etika dan politik, mereka menganggap bahwa doktrin dan hasil itu masih belum cukup untuk keselamatan manusia.
Sebaliknya, sejumlah pemikir Muslim dan Yahudi, khususnya mereka yang berkecenderungan Aristotelian, menggambarkan hidup yang baik berdasarkan pengembangan nilai-nilai utama moral dan intelektual, lalu mengidentifikasi hidup sesudah mati dengan wujud bukan jasmani dan intelek.
Kitab suci diperlukan dan dipahami dalam berbagai cara guna menetapkan aturan tertentu bagi kehidupan intelektual, membuat hukum yang bersifat umum menjadi spesifik, menjadikan pendapat yang benar bisa digapai semua orang, atau memberi ajaran tertentu secara mendalam yang tidak bisa didapat dengan cara lain. Bagi kaum Yahudi dan Muslim, ajaran filsafat, moral dan politik berada tidak terlalu jauh dari yang ada dalam agama.
Persoalan teologis yang dialami agama Kristen, terutama yang menyangkut doktrin Trinitasnya membuat watak monotheismenya sudah tidak murni lagi. Malahan bapak sosiologi modern, Max Weber, membenarkan tesis itu dengan mengatakan bahwa hanya agama Yahudi dan Islam yang secara tegas bersifat monotheistis, meski pada yang kedua (Islam) terjadi beberapa penyimpangan dengan adanya kultus kepada orang yang dipandang suci (wali) yang muncul kemudian.
Trinitarianisme Kristen tampak memiliki kecenderungan monotheistis hanya bila dikontraskan dengan bentuk-bentuk tri theistis (paham) tiga Tuhan, Hinduisme, Budisme dan Taoisme. Tentunya tidak berlebihan jika Weber mencatat praktek-praktek yang menyimpang dari monotheisme Islam yang murni dan radikal itu, yaitu berupa pemujaan kepada para wali dan kuburannya hampir di seluruh dunia Islam.
Kenyataan ini merupakan sesuatu yang ironis, mengingat nabi Muhammad telah memperingatkan untuk tidak mengagungkan keturunan apapun dan siapapun. Tesis Weber ini kiranya perlu dijadikan bahan instrospeksi diri dan renungan kaum Muslimin sendiri.
Tentang determinisme sejarah orang Yahudi menjadi ras suatu dunia yang hebat, atau masyarakat pilihan (a distinctive community), ini tidak bisa dipisahkan dari partisipasi mereka dalam peradaban Islam masa lalu yang begitu jauh dan dalam.
Kosa kata keimanan Islam masuk kedalam buku-buku Yahudi, al-Quran menjadi dalil mereka. Kebiasaan orang-orang Arab mengutip syair dalam banyak karyanya ditiru oleh orang-orang Yahudi.
Tulisan-tulisan mereka penuh dengan kalimat-kalimat yang berasal dari para ilmuwan, filosof dan ahli kalam Arab/Islam. Sastra Arab yang asli atau yang impor menjadi latar belakang umum apa saja yang ditulis orang-orang Yahudi.
Semua itu berlangsung begitu lama, tidak ada rasa permusuhan terhadap ilmu asing, tanpa rasa curiga kepada dampak yang negatif atau berbahaya, sebagaimana yang telah diingatkan oleh sumber-sumber kitab Talmud kepada meraka untuk mempelajarinya. Karena itu sampai ada sebutan Yahudi Islam, orang-orang Yahudi yang sudah sedemikian rupa terpengaruh oleh ajaran Islam mereka itu sebenarnya adalah "orang-orang Yahudi jenis baru" (a new type of Jews).
Dengan pengalaman kaum Yahudi yang begitu indah dalam pangakuan Islam itu, banyak dari mereka yang sadar bahwa berdirinya negara Israel merupakan suatu malapetaka atau anakronistik. Malahan bisa dipandang sebagai hal yang tidak relevan, baik secara historis, berkaitan dengan pengalaman indah umat Yahudi pada masa Islam klasik, atau secara geografis, karena Palestina telah berabad-abad berada ditangan orang-orang Arab, yang sebagian mereka itu termasuk Yahudi yang sudah ter-Arabkan, berdirinya negara Israel merupakan kedzaliman diatas kedzaliman, kedzaliman terhadap sejarah mereka sendiri dalam kaitannya dengan peradaban Islam, dan kedzaliman terhadap bangsa Arab yang telah menjadi pelindung mereka berabad-abad lamanya.
Masalah etika dan politik sangat dijunjung tinggi dan dihormati oleh agama Yahudi. Prinsip-prinsip etika itu diformulasikan dalam kalimat-kalimat yang indah dan menarik. Diawali dengan kata negasi (jangan) dan imprasi (kerjakan).
Dikenal dengan sepuluh perintah Tuhan, Ten Commandements atau "al-Wasaya al-'Ashar" (sepuluh wasiat), yang isinya:
  1. Akulah Tuhanmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah lain dihadapanKu.
  2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku Tuhanmu, Tuhan yang pemerhati, yang membalaskan kesalahan bapak kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku, dan yang berpegang pada perintah-perintahKu.
  3. Jangan menyebut nama Tuhanmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya secara sembarangan.
  4. Ingat dan sucikanlah hari Sabat; enam hari lamanya kamu bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhanmu, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, kamu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, hambamu laki-laki, hambamu perempuan, lawanmu, atau orang-orang asing yang ada di tempat kediamanmu.
  5. Hormatilah bapak dan ibumu agar umurmu lanjut di tanah yang diberikan Tuhan Allah kepadamu.
  6. Jangan membunuh.
  7. Jangan berzina.
  8. Jangan mencuri.
  9. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu.
  10. Jangan menginginkan rumah sesamamu, istrinya, hambanya laki-laki, hambanya perempuan, lembunya, keledainya atau apapun yang menjadi miliknya.
Selain itu masih ada sejumlah kepercayaan mendasar yang ditulis oleh para pemikir dan pemuka agama Yahudi, antara lain Musa bin Maimun atau Maimonides pada akhir abad ke-12. Tulisan ini merupakan keterangan tambahan terhadap komentarnya tentang Mishna karya Sanhedrin, yang kemudian dikenal dengan Credo, terdiri atas 13 keyakinan, yaitu:
  1. Percaya kepada Tuhan
  2. Tuhan Yang Esa
  3. Tuhan Yang Maha Kuasa
  4. Tuhan Yang Maha Kekal
  5. Semua ibadah untuk Tuhan
  6. Percaya kepada Rasul Tuhan
  7. Percaya terhadap Musa sebagai Rasul Tuhan
  8. Dan Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa di Sinai
  9. Kitab itu kekal
  10. Tuhan Maha Tahu
  11. Percaya tentang pahala dan dosa, baik di dunia dan akhirat
  12. Percaya akan datangnya Massiah, juru selamat
  13. Percaya adanya kehidupan sesudah mati.

A. Apa dan Siapa Yahudi Itu?

Judaism (agama Yahudi) adalah agama yang dianut oleh sekelompok kecil masyarakat, yaitu masyarakat Yahudi.
Berjumlah kurang lebih 16 juta jiwa pada puncak pertumbuhannya sebelum Perang Dunia ke II. Sekarang berkurang sekitar sepuluh atau sebelas juta jiwa, akibat kekejaman kelompok-kelompok yang berusaha menghancurkan akar, cabang, etnis dan agama ini.
Menurut catatan Psalm yang ditulis oleh David, dan Epigram, yang disusun oleh Sulaiman, jumlah mereka kurang dari satu juta jiwa pada hari nasionalnya, dan tidak lebih dari 4-5 juta ketika nasib politik mereka sebagi bangsa tersumbat pada tahun 70-an, dan harus memasuki panggung sejarah (Historic Career) sebagai masyarakat dunia yang religious dengan tuntutan kitab sucinya, The Bible, akhir abad pertengahan abad 13, ketika agama Yahudi mencapai puncak perkembangannya dan memberikan sumbangan besar terhadap peradaban Eropa, jumlah populasi mereka di Eropa tidak lebih dari satu juta jiwa.
Berkurangnya populasi Yahudi ini disebabkan oleh persoalan seputar apakah Yahudi itu ras atau bukan. Sementara orang berpendapat bahwa Yahudi itu ras, mengingat banyak tulisan yang membenarkan pendapat diatas.
Tapi kebenaran tesis ini membawa ironi bagi umat Yahudi ketika Jerman dibawah rezim Nazi (Adolf Hitler) tahun 1930, melakukan eksterminasi (pembantaian) terhadap orang-orang Yahudi dengan alasan bahwa mereka itu ras yang hina (an inferior race).
Menurut catatan Holocaust, sekitar enam juta orang Yahudi, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak mati terbunuh di kamp Konsentrasi Jerman dan Polandia selama perang dunia kedua. Dari sini terlihat jelas bahwa orang-orang Yahudi kini bisa disebut sebagai ras, hanya persoalannya ialah sulit untuk mengidentifikasikan mereka, karena banyaknya ras Yahudi yang ada.
Mereka itu tersebar dimana-mana di banyak bagian belahan dunia ini, dikenal dengan sebutan anak-anak Israel (The Children of Israel), Yahudi. Dimana ada penduduk dunia baik Timur, Barat, Utara maupun Selatan disana bisa ditemukan orang Yahudi.
Di Abyssina misalnya, orang Yahudi berkulit hitam, persis seperti penduduk aslinya. Ada sejumlah orang Yahudi di Negara Cina, juga mirip dengan penduduk aslinya berkulit kuning dan bermata sipit. Di Italia, orang Yahudi berkulit kehitam-hitaman dan bermata hitam. Di Rusia Utara, Kanada, Swedia dan Norwegia, orang Yahudinya bisa ditengarai dengan rambut pirang, kulit putih dan mata biru. Sedang di Denmark, Jerman dan Irlandia, golongan Yahudinya berambut merah dan bermata biru. Di daerah yang beriklim panas, kaum Yahudinya berbadan pendek dan berambut hitam. Sementara di negara-negara yang beriklim dingin mereka umumnya bertubuh tinggi dan berkulit putih.
Hebatnya, semua orang Yahudi yang bertempat tinggal di negara-negara itu selalu menggunakan bahasa nasional negara bersangkutan. Di Italia mereka berbahasa Itali, di Inggris berbahasa Inggris, di Cina juga berbahasa Cina, dan seterusnya.
Meskipun tidak saling mengenal antara satu dengan lainnya, berbeda bentuk fisik dan tutur bahasanya, tapi orang-orang Yahudi itu merasa akrab bila bertemu dan berada di tengah-tengah saudara-saudara yang lain.
Keakraban ini disebabkan oleh banyak faktor, dan faktor pertama dan utama yang merajut keakraban itu tak lain adalah ikatan keagamaan mereka yang kuat. Ikatan atau hubungan itu memang terasa unik dalam agama Yahudi.
Agama ini tidak bisa dipahami tanpa mengetahui kehidupan orang Yahudi secara terus menerus. Dengan proses konversi agama yang normal, agama ini dapat mengakomodasi dan mengasimilasi setiap individu, bahkan semua bangsa, dan hal ini sudah dilakukan. Tapi bila orang Yahudi musnah dan lenyap dari dunia ini, agama ini juga musnah bersama mereka. Sementara orang lain yang tidak punya hubungan kesejarahan (historic connection) dengan masa lalu orang Yahudi pada dasarnya bisa menjadi penerus tradisi ajaran Yahudi.
Namun pemahaman, upacara dan penghayatan, di mana prinsip-prinsip Yahudi ada di dalamnya, dan menjadi bangunan agama ini (a body of Judaism), tidak akan bermakna bagi mereka yang nenek moyangnya tidak pergi ke luar tanah Mesir, atau siapa saja yang tidak lahir dalam tradisi, yang bapaknya pernah tinggal di kaki Sinai. Juga mereka dan anak cucunya yang tidak selalu berada dalam kerajaan para pendeta dan bangsa yang suci (a holy nation).
Karena itu ikatan yang tak terpisahkan antara orang Yahudi dan agamanya merupakan bagian dasar agama ini. Ia berbeda dari agama Kristen yang selalu berharap belas kasihan dan kemurahan Tuhan.
Bagi para pemeluknya, agama Yahudi pada hakekatnya bukan ditilasi air mata dan duka cita orang lain yang diberikan secara cuma-cuma oleh belas kasih tangan Tuhan, atau didapat melalui misteri keimanan, tapi harus dengan kesabaran dan ketegaran atas berbagai persoalan yang mereka alami berabad-abad lamanya, berupa pengalaman bangsa yang bersejarah, yang disinari oleh ajaran para nabi dan orang-orang bijak mereka.
Maka agama Yahudi bisa menampakkan jati dirinya dalam dua dimensi, universal dan nasional. Sebagai sistem pemikiran keagamaan (a system of religious thought), ia bersikap universal, prinsip-prinsip etikanya merangkul seluruh umat manusia.
Sebagai kultus keagamaan (a religious cult), ia bersifat nasional ditengarai oleh ikatan kesejarahan dan warna kedaerahan, disiplin agamanya hanya mengikat para pemeluknya saja. Sebagai contoh ialah keberadaan organisasi sosial elite seperti Rotary Club, Lion Club dan lainnya yang berdiri di kota-kota besar di Indonesia, yang berorientasi pada masalah kemanusiaan, pengobatan massal (operasi katarak dan bibir sumbing), pembuatan patung polisi, MCK, pemberian bingkisan lebaran, terkadang salat tarawih dan buka puasa bersama.
Bila benar semua itu merupakan jaringan (network) Yahudi internasional, maka hal itu harus dilihat dari kerangka pikir "Sistem pemikiran keagamaan" Yahudi yang bersifat universal yang dapat diartikulasikan oleh semua etnis dan ras dunia.
Sebaliknya, jika orang Yahudi merayakan hari Sabat pergi ke Sinagog atau kegiatan ibadah lainnya, hal ini harus diletakkan dalam perspektif "kultus keagamaan" Yahudi yang bersifat nasional itu, yang mengikat hanya para pemeluknya saja.
Menanggapi persoalan di atas, Ahmad Syalaby mengatakan karena belum merasa puas terhadap organisasi Masonisme, orang-orang Yahudi lalu mendirikan organisasi lain yang bertujuan menggalang solidaritas sosial kemanusiaan bernama Rotary Club.
Klub-klub ini terdapat di hampir seluruh kota-kota besar atau metropolitan dunia dan bergerak pada masalah-masalah kemasyarakatan seperti Sarasehan, Seminar, Pelayanan Kesehatan, Perbaikan Lingkungan, Upacara Keagamaan dan lain sebagainya.
Juga berupaya mempererat ikatan persaudaraan sesama anggotanya yang berasal dari berbagai negara dengan latar belakang agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Dengan demikian, orang-orang Yahudi bisa berinteraksi dengan mereka atas dasar persaudaraan dan kasih sayang yang pada gilirannya dapat merealisasikan keinginan dan cita-citanya baik dalam lapangan ekonomi, industri, politik, media masa maupun lainnya.
Karena kegiatan klub-klub atau organisasi ini bisa menimbulkan bahaya, Vatikan melalui Majelis Tertinggi Tahta Suci, pernah mengeluarkan satu dekrit pada tanggal 20 Desember 1950 yang isinya melarang para ahli dan pemuka agama Kristen memasuki perkumpulan yang dikenal dengan nama Rotary Club ini, dan mengikuti kegiatan-kegiatannya.
Mereka juga diminta untuk mematuhi dekrit bulan 4 April 1964 nomor 684 yang berisi larangan melibatkan diri pada perkumpulan "Masonisme" yang keberadaannya masih belum jelas (rahasia) dan kegiatannya masih diragukan. Sekalipun disimbolkan dengan jargon-jargonnya yang menarik seperti kemerdekaan, persaudaraan dan persamaan, organisasi itu menurut Paus tetap mengundang bahaya bagi umat Katholik
Mengenai masalah siapa itu Yahudi atau kapan seseorang bisa dikatakan Yahudi, hal ini bisa dijelaskan dengan memahami tradisi yang menjadi wacana dasar agama Yahudi.
Agama ini mengajarkan bahwa bila anak lahir dari ibu yang Yahudi, maka ia disebut Yahudi, tanpa memandang siapa yang mengasuh dan membesarkan anak itu. Sebagai contoh, anak yang lahir dari bapak Yahudi dan ibu non Yahudi, ia tidak bisa dikategorikan Yahudi, tapi yang bersangkutan bisa berbuat atau melakukan sesuatu sebagai Yahudi, pergi ke Sinagog, merayakan Sabat atau hari-hari keagamaan dan bergaul dengan sesama teman-temannya yang Yahudi.
Di sisi lain, anak dari bapak non Yahudi dan ibu Yahudi, tapi dibesarkan atau dididik sebagai Kristen, ia masih disebut Yahudi menurut kacamata Yahudi, sekalipun asuhan itu membuat ia buta sama sekali tentang agama Yahudi. Yang jelas, dalam perspektif Yahudi, bukan asuhan, didikan atau pengetahuan yang menentukan status anak menjadi Yahudi, tapi agama Ibu (the religion of the mother).
Persoalan lain yang sering menjadi wacana intelektual seputar Yahudi ialah masalah apakah Yahudi itu bisa digolongkan sebagai masyarakat religius atau tidak.
Memang secara spintas dapat digambarkan bahwa Yahudi itu adalah masyarakat agamis, tapi kenyataannya, banyak yang menganggap mereka bukan termasuk golongan itu. Malahan mereka mengatakan sebagai penentang agama dan lebih bangga menyebut dirinya orang Yahudi saja.
Masalah lain, kita tidak bisa menyatakan bahwa Yahudi itu merupakan "masyarakat bangsa", karena mayoritas umat Yahudi dunia tidak mesti tinggal di negara Yahudi (Israel), tapi di banyak negara dunia ini.
Barangkali istilah yang tepat untuk mereka ialah kelompok etnis (ethnic group), dalam arti meliputi seluruh orang Yahudi baik yang agamis, sekuler, nasional maupun zionis. Mereka itu tidak harus berasal dari Israel, karena yang hidup di sana ada yang Muslim dan ada juga yang Kristen.
Dari mereka ada yang tidak makan daging babi sebagaimana orang Islam dan ada pula yang tidak mengetahui sama sekali masalah agama. Satu hal yang tidak bisa dibantah bahwa agama mereka mengakui Yahudi sebagai satu masyarakat, meski sudah terjadi perubahan pada agama ini selama berabad-abad.
Yang jelas agama Yahudi saat ini berbeda dari agama Yahudi era Bibel, hanya pada masa lalu saja bisa dijumpai kelompok-kelompok religius yang pluralistik. Karena sekarang terdapat banyak institusi pemikiran yang mampu mempertemukan berbagai ide dan hal-hal yang praktis, banyak orang Yahudi yang berbeda dari lainnya.

B. Asal Usul Yahudi

Untuk mengetahu asal usul Yahudi tidak bisa terlepas dari keharusan untuk mengetahui tokoh Ibrahim yang dalam hal ini dipandang sebagai nenek moyang tiga agama monotheistik dan semitik, Yahudi, Kristen dan Islam.
Sebagaimana telah diketahui bahwa Ibrahim tampil dalam pentas sejarah sekitar 3.700 tahun yang lalu. Ia berasal dari Babylonia, anak seorang pemahat patung istana yang bernama Azar "atau Terach dalam Kitab Madrash yang ditulis para rabii pemula".
Sejak usia bocah Ibrahim sudah menampilkan cara berfikir tajam dan kritis. Suatu saat ia melihat hal yang tidak sesuai dengan akal sehatnya, ayahnya memahat batu dan setelah selesai menjadi patung sang ayah lalu menyembahnya.
Ibrahim memberontak yang berakibat ia harus dihukum bakar, tapi berhasil diselamatkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia kemudian lari atau hijrah ke arah Barat, tepatnya ke daerah Kanaan, yaitu Palestina selatan. Karena daerah ini mengalami wabah paceklik, ia pergi ke Mesir bersama istrinya, Sarah dan menetap di sana sementara waktu.
Keberadaan Ibrahim sangat mengesankan Firoun, raja Mesir, ia menerima hadiah seorang wanita budak yang cantik yang bernama Hajar. Lalu ia pulang kembali ke Kanaan; sebab usianya bertambah lanjut, ia sangat mendambakan seorang keturunan.
Ia-pun berdoa memohon kepada Tuhan agar diberi keturunan untuk meneruskan misi kemanusiaan. Istrinya, Sarah berbaik hati dan mengijinkan Ibrahim mengawini budak perempuan mereka asal Mesir, Hajar. Dari Hajar ia dikaruniai seorang putra yang bernama Ismael (Ismail), yang dalam bahasa Ibrani berarti Tuhan telah mendengar, yakni telah mendengar doa Ibrahim yang memohon keturunan.
Ibrahim sangat mencintai Ismail dan ibunya, Hajar, sehingga menimbulkan perasaan tidak senang pada istri pertamanya, Sarah. Maka Sarah meminta Ibrahim untuk membawa Ismail dan ibunya keluar dari rumah tangga mereka. Ibrahim diberi petunjuk Tuhan dengan bimbingan malaikat-Nya agar membawa anak dan istrinya ke arah selatan dari Kanaan, sampai ke suatu lembah yang tandus dan gersang, tiada tumbuhan, yaitu Makkah.
Setelah tiba di lembah tandus itu sesuai dengan petunjuk Tuhan lagi, Ibrahim kembali ke Kanaan, tapi sekali waktu ia menyempatkan diri menjenguk Ismail di Makkah sampai anaknya itu mencapai usia dewasa. Sementara Ibrahim bersama Sarah tinggal di Kanaan, dan terkadang pergi ke Makkah untuk melaksanakan perintah Tuhan (Haji).
Dengan ijin dan kekuasaan Tuhan mereka dikaruniai seorang putra, Ishaq, yang juga menjadi Nabi dan Rasul Allah untuk mengemban tugas mengajari umat tentang faham tauhid, dan mempertahankan ajaran itu sampai akhir jaman.
Malahan sebagai rahmat Allah kepada Ibrahim, dari keturunan Ishaq banyak lahir para Nabi dan Rasul Allah. Ishaq dianugerahi Tuhan seorang anak bernama Yaqub yang digelari Israel, yang dalam bahasa Ibrani berarti "Hamba Allah" jadi identik dengan arti Abd Allah dalam Bahasa Arab, konon karena ia rajin beribadah menghambakan diri kepada Allah.
Anak turun Nabi Yaqub atau Israel ini berkembang biak, dan menjadi nenek moyang bangsa Yahudi, yang juga disebut Bani Israel (anak turun Israel).
Anak-anak Yaqub berjumlah dua belas orang, sepuluh orang dari istri pertama, dua orang lagi dari istri kedua, yaitu Yusuf dan Benyamin. Sepuluh anak Yaqub itu ialah Rubin, Simon, Lewi, Yahuda, Zebulon, Isakhar Dan, Gad, Asyar dan Naftali.
Karena berbagai kelebihan Yusuf, Yaqub sangat menyintai anaknya itu melebihi cintanya kepada anak-anaknya yang lain, dan hal ini mengundang rasa tidak enak pasa saudara-saudara tuanya dari istri pertama.
Lalu mereka bersekongkol untuk menyingkirkan Yusuf, tapi berkat lindungan Tuhan Yusuf bisa selamat. Yusuflah yang secara tidak langsung membawa Yaqub beserta seluruh keluarganya pindah ke Mesir, yang menjadi pusat peradaban dunia waktu itu.
Di Mesir inilah sebenarnya keturunan Yaqub atau Israel itu berkembang biak melalui anak-anaknya yang dua belas. Maka dari sinilah sebetulnya asal mula Bani Israel atau Bangsa Yahudi itu terbagi menjadi dua belas suku. Tapi Firoun yang dzalim itu merasa tidak senang terhadap keturunan Yaqub. Apalagi sebagian dari keturunan Yaqub itu menganut agama Taurat atau Monotheisme yang berlawanan dengan agama Mesir yang Mushrik atau Politheistik.
Nabi Dawud sebagai raja kerajaan Judea Samaria digantikan oleh anaknya, Nabi Sulaiman. Di bawah pimpinan Sulaiman bangsa Yahudi, anak turun Israel atau Nabi Yaqub ini mengalami jaman keemasan. Yerussalem dibangun dan pada dataran di atas bukit Zion yang menjadi pusat kota itu, didirikan pula tempat ibadah yang megah.
Orang Arab menyebutnya Haikal Sulaiman (Kuil Sulaiman, Solomon Temple), yang juga disebut al-Masjid al-Aqsa, "Masjid yang jauh dari Makkah". Sebagaimana kota Yerussalem, tempat masjid itu di kenal orang Arab sebagai al-Quds atau Bait al-Maqdis, Bait al-Muqoddas, yang semuanya berarti kota atau tempat suci.
Sayang, anak turun Nabi Yaqub itu terkenal sombong dan suka memberontak. Ini membangkitkan murka Tuhan yang pada gilirannya mereka harus menerima azab-Nya. Al-Quran sendiri menggambarkan betapa Bani Israel itu membuat kerusakan di bumi, berlaku angkuh, chauvinis, merasa paling unggul dan paling benar sendiri.
Peristiwa ini terjadi sekitar tujuh abad sebelum masehi, ketika bangsa Babilonia dipimpin Nebukadnezar datang menyerbu Yerussalen dan menghancurkan kota itu termasuk masjid Aqsa-nya.
Berkat pertolongan dan kebesaran Tuhan, bangsa Bani Israel bisa kembali lagi ke tanah Yerussalem. Tapi sekali lagi mereka bersikat congkak dan membuat kerusakan di muka bumi, maka Allah-pun menurunkan siksa-Nya untuk kedua kali pada tahun tujuh puluh masehi, karena dosa mereka menolak kerasulan Nabi Isa al-Masih dan menyiksa para pengikutnya.
Ini bisa dibuktikan ketika kaisar Titus dari Roma meratakan Yerussalem dengan tanah, dan menghancurkan lagi masjid Aqsa yang mereka bangun. Dari bangunan itu tidak ada yang tersisa kecuali Tembok Ratap (tempat orang-orang Yahudi meratapi nasib mereka). Akibat dosa itu orang Yahudi mengalami diaspora, mengembara di bumi terlunta-lunta sebab tidak bertanah air, dan hidup miskin di Geto-geto. Bangunan yang hancur itu dibangun kembali oleh umat Islam dan diwarisinya sampai sekarang.
Yerussalem jatuh ke tangan Arab Muslim pada jaman Umar bin Khattab. Ketika datang ke sana untuk menerima penyerahan kota itu, ia merasa kecewa sekali melihat tempat masjid Aqsa telah dijadikan pembuangan sampah oleh umat Nasrani yang ingin melecehkan agama Yahudi.
Umar beserta tentara Islam membersihkan tempat itu, menjadikan tempat salat dan mendirikan masjid sederhana. Masjid Umar itu diperbaharui menjadi bangunan megah oleh khalifah Abd al-Malik bin Marwan dari Bani Umayyah.
Kisah perjalanan Nabi Ibrahim dan anak cucunya ini dikedepankan dengan maksud untuk menyadarkan kita semua betapa tokoh yang disebut sebagai imam umat manusia ini mempunyai kaitan erat dengan agama Islam.
Dari Isa itu tampak bahwa antara Makkah dan Yerussalem ada hubungan yang sangat erat terutama hubungan antara agama Yahudi, Kristen dan Islam.
Menurut Nabi Muhammad, ada tiga kota suci yang dianjurkan kepada kaum Muslimin untuk mengunjunginya yaitu Makkah dengan masjid Haramnya, Madinah dengan masjid Nabawinya dan Yerussalem dengan masjid Aqsanya.
Karena itu ketika Nabi melakukan shalat yang harus menghadap Yerussalem sewaktu masih di Makkah, ia memilih tempat di sebelah selatan Kabah agar bisa menghadap ke Kabah sekaligus ke Sakhrah di Yerussalem.
Tetapi ketika pindah ke Madinah, ia tidak bisa melakukan hal itu sebab Madinah terletak di sebelah utara Makkah. Maka Nabipun mohon perkenan Tuhan untuk pindah kiblat dari Yerussalem ke Makkah. Perpindahan ini mengisyaratkan makna yang amat dalam bahwa Nabi mengajarkan dan mengajak manusia kembali ke agama Nabi Ibrahim yang asli, yang disimbulkan oleh Kabah sebagai peninggalannya yang terpenting.
Agama Nabi Ibrahim yang asli itu biasa disebut Agama Hanafiyah, dan Ibrahim adalah seorang yang hanif, yang artinya bersemangat kebenaran, dan Muslim yang berarti bersemangat pasrah dan taat kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Maka ketika Rasul Allah terlibat polemik dengan para penganut Agama Yahudi yang muncul melalui kerasulan Musa sekitar lima abad sesudah Nabi Ibrahim, dan penganut Agama Nasrani yang muncul sekitar tiga belas abad setelah Nabi yang sama, wahyu Tuhan kepada Muhammad menegaskan bahwa Ibrahim bukanlah seorang Yahudi atau seorang Nasrani, melainkan seorang yang hanif dan muslim.
Nabi dan para pengikutnya diperintahkan untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim yang hanif itu. Berkaitan dengan kesinambungan agam Ibrahim yang hanif itu, Tuhan sudah wanti-wanti kepada Nabi untuk menjaga keutuhan agama itu, tidak terpecah belah didalamnya, yaitu agama yang telah diwahyukan kepada Nabi Ibrahim, Musa dan Isa.

Agama Yahudi

Ustaz Ahmad Faisal b. Ab. Hamid
Fellow MANHAL PMRAM
Kaherah, Mesir.
—————————————

 
Firman Allah Taala yang bermaksud :  
"Sesungguhnya kami telah mengambil perjanjian dari bani Israil,dan telah kami utus kepada mereka para rasul.Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka)sebahagian dari para rasul itu mereka dustakan dan sebahagian yang lain mereka bunuh". (al-Maidah : 70) 
Firman Allah Taala yang bermaksud :
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya "Ini dari Allah" , (dengan maksud ) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari apa yang mereka kerjakan". (al-Baqarah : 79) 
Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud : "Berbicaralah mengenai Bani Israil dengan seluas-luasnya. Sesiapa yang mendustakan ke atas ku secara sengaja , maka dia telah menempah tempat tinggal di  dalam neraka".
Bagi mereka yang ingin mengkaji Agama Yahudi, masyarakatnya dan yang berkaitan dengan permasalahan keagamaan Yahudi, mereka tidak akan temui jawapan yang sempurna dan terperinci melainkan dengan melalui penghayatan terhadap kitab perjanjian lama. Di dalam kitab tersebut mengandungi lembaran-lembaran sejarah kelahiran dan perkembangan Bani Israil. Maka dengan ini si pengkaji dapat memahami keperibadian seseorang yang beragama Yahudi dalam semua aspek kehidupan keagamaan dan politik.
Golongan sarjana pengajian perbandingan agama yang terdiri dari orang-orang Yahudi dan selainnya telah bersepakat bahawa kitab perjanjian lama yang berada di tangan kita sekarang bukannya sebuah kitab yang asal dan tulen seperti yang pernah diturunkan oleh Allah kepada Nabi Musa a.s. Sepanjang perjalanan sirah Orang-orang Yahudi , mereka begitu berpegang dengan Taurat dan ajarannya walaupun golongan sarjana Yahudi telah mengiktiraf kepalsuan kitab Taurat mereka. Inilah yang menjadi kehairanan kepada diri saya sehingga memaksa saya mengajak para pembaca berfikir sejenak untuk mencari jawapan di sebalik permasalahan ini.
Saya berpendapat bahawa ia tersirat di sebalik kebanggaan orang-orang Yahudi iaitu mereka adalah "Bangsa Allah yang terpilih". Manakala bangsa yang lain hanya diciptakan untuk berkhidmat kepada mereka. Justeru itu, tidaklah hairan jika kita dapati hidup berasingan merupakan satu tradisi dan kebanggaan bagi mereka. (Sesungguhnya kamu adalah bangsa yang suci bagi tuhan kamu dan kamu dipilih oleh tuhan untuk menjadi ummat yang khusus di kalangan semua bangsa di muka bumi) Safar pengulangan 7/16.
Jadi, dari sini dapatlah diketahui  rahsia yang menjadi pendorong kepada bangsa Yahudi agar berpegang teguh dengan kitab Taurat atau dengan kata lain kitab Taurat berjaya menghimpun bangsa Yahudi untuk menghayatinya dan menjadi satu bangsa yang mempunyai keperibadian yang berbeza dari bangsa lain.
Kajian mengenai ilmu sejarah keagamaan memberi kesan yang amat mendalam dalam membentuk sesebuah masyarakat. Ini kerana ilmu tersebut merupakan kunci bagi kita memahami akan pegangan aqidah yang dianuti oleh sesebuah masyarakat.
Melalui kertas kerja yang ringkas dan tak seberapa ini, saya akan cuba memperkatakan mengenai sejarah kelahiran dan perkembangan Bani Israil, kitab-kitab suci seperti Taurat, beberapa permasalahan perbandingan mazhab dan aliran yang menjadi anutan dalam agama Yahudi dan penyelewengan serta pendirian Islam terhadap permasalahan ini. Saya berharap dengan perbincangan ini dapatlah memberi sedikit gambaran agama Yahudi dan penyelewengan serta tabiat semulajadi orang-orang Yahudi.
Buat akhirnya, saya memanjatkan kesyukuran ke hadrat Ilahi kerana dapat menyiapkan kertas kerja ini dan tidak lupa juga kepada isteri saya yang banyak membantu saya. 
Wassalam. 
Ustaz Ahmad Faisal b. Ab. Hamid
Fellow MANHAL PMRAM

 
MAKNA KALIMAH  YAHUDI, IBRANI DAN ISRAEL.
1. YAHUDI
Kalimah Yahudi dinisbahkan kepada anak yang ke-4 bagi Nabi Yaacob a.s yang bernama Yahouza dan ia juga merupakan salah satu daripada puak-puak Bani Israel. Gelaran ini mula terkenal selepas daripada keutuhan kerajaan Yahouza pada tahun 586 sebelum masehi. Kemudian kalimah Yahudi diitlakkan kepada mereka yang menganut agama Yahudi atau agama Musa. Menurut pengarang dalam kitab yang menjelaskan makna Yahudi ialah "Yahudi adalah agama yang dianuti oleh kaum Bani Israel semenjak dari zaman Nabi Musa a.s. Ini diambil dari kata-kata Nabi Musa "Sesungguhya kami kembali kepada-Mu wahai Tuhan". Mereka adalah umat Nabi Musa dan kitab suci mereka bernama Taurat. 
2. IBRAN 
 Adapun makna kalimah Ibrani ialah nama bagi kabilah yang sampai nasabnya kepada Saam Bin Nuh. Daripadanyalah terbentuk sebuah ummah yang besar dinamakan keturunan Saam. Terdapat lapan jenis bangsa yang lahir daripada keturunan Saam iaitu Ashour, Babil, Finique, Aram, Kan'an, Kaldan, Ibrani dan Masri.
Terdapat perbezaan pendapat di kalangan ahli sejarah mengenai asal usul nama kabilah ini. Ada yang mengatakan ianya diambil sempena dengan nama moyang Nabi Ibrahim iaitu Aabir. Pendapat kedua pula mengatakan ianya adalah satu gelaran yang diberikan kepada Nabi Ibrahim kerana dia adalah orang pertama menyeberangi Sungai Furat. Manakala pendapat yang ketiga sepertimana yang disebut oleh Dr Ahmad Syalabi bahawa gelaran Ibrani yang diberikan kepada Nabi Ibrahim serta pengikutnya kerana mereka hidup berpindah-randah dan sentiasa merentasi padang pasir dan gurun untuk mencari rumput bagi ternakan laut. 
3. ISRAEL 
 Israel ialah kalimah Ibrani yang membawa maksud "kamu mengalahkan Tuhan". Ia adalah gelaran yang diberikan oleh Tuhan-tuhan orang-orang Yahudi yang bernama Yahwu  kepada Nabi Yaacub selepas Nabi Yaacub dapat mengalahkan Tuhan di dalam pergaduhan di antara mereka berdua. Yahwu berkata  : "selepas ini, jangan lagi kamu dipanggil dengan nama Yaacub malah panggillah Israel kerana kamu bersungguh-sungguh dan telah mengalahkan aku".  Safar pembentukan alam 32/28.  
SEJARAH KELAHIRAN YAHUDI 
Agama Yahudi walaupun ianya salah satu daripada agama langit namun ianya amat berbeza daripada dua saudaranya Nasrani dan Islam. Ini dapat dilihat daripada hubungan di antara sejarah dan ajaran agama Yahudi. 
1. Agama Yahudi diperingkat awalnya lahir dibumi Palestin dan persekitarannya yang merangkumi Iraq, Mesir, Jordan, Syria dan Lubnan. Kawasan ini juga dikenali dengan nama Antara dua Sungai, Furat dan Dajlah. Kawasan ini berada di suatu kedudukan yang paling strategik di mana ia menghubungkan antara tiga benua; Asia, Eropah dan Afrika. 
2. Penduduk asal kawasan ini terdiri daripada beberapa kabilah yang datang dari Semenanjung Arab dan pulau-pulau di persisiran laut Mediterranian. 
3. Pada tahun 3000 sebelum masehi, satu kabilah yang bernama Finique telah berhijrah dari Semenanjung Arab menuju ke Utara kawasan di antara dua sungai dan menetap di sana.  Ia terkenal dengan nama Lubnan. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang Finique ialah nelayan, perniagaan melalui laut dan membina kota-kota besar. 
4. Pada tahun 2500 sebelum masehi, sebuah kabilah yang bernama Kan'an juga telah meningalkan Semenanjung Arab kerana kemarau yang panjang dan menuju ke barat sungai Jordan  serta menetap di persisiran sungai tersebut. Kawasan yang didiami oleh orang-orang  Kan'an dikenali dengan nama Bumi Kan'an .  
5. Sebuah kabilah yang datang daripada kepulauan Creat di lautan Mediterranian yang bergelar Palestin telah berhijrah ke bumi Kan'an dan menetap di satu kawasan yang bernama Yafa dan Ghaza. Ini berlaku  pada tahun 1200 sebelum masehi. Telah berlaku perkahwinan campur di antara kabilah Palestin dengan orang-orang Kan'an yang berketurunan Arab dan akhirnya mereka dikenali dengan orang Palestin dan Tempat tinggal mereka dikenali sebagai Tanah Palestin. 
6. Adapun orang-orang Aram yang asalnya menetap di bumi Iraq telah meninggalkan tanahair untuk mencari satu penempatan baru. Akhirnya mereka telah menetap di tanah Syria dan menjadikan Damsyik sebagai ibu negara mereka dan bekerja sebagai petani dan peniaga. Di dalam kitab suci Yahudi, orang-orang Aram dikenali sebagai orang Syiria. 
7. Di utara Semenanjung Arab, terdapat sebuah negara yang bernama Madyan. Ia adalah penghubung antara Mesir, bumi Kan'an dan Semenanjung Arab. Pada ketika itu, Madyan adalah medan peperangan di antara Mesir dan Babylon kerana ia merupakan gurun Sahra' yang menjadi pintu masuk kepada tanah Palestin dan tanah sekitarnya. 
8. Sebuah Kabilah yang bernama Haxsos berketurunan Arab telah menuju ke negara Mesir disebabkan oleh kemarau yang panjang menimpa mereka dan telah menawan kerajaan Mesir pada ketika itu disebabkan oleh lemahnya tampuk pemerintahan mereka . Mereka telah memerintah 2098 sebelum masehi hinggalah ke tahun 1587. Di sepanjang pemerintahan mereka, berlaku beberapa peperangan untuk merampas kembali pemerintahan negara mereka daripada tangan orang-orang Haxsos. Peperangan tersebut berlaku pada akhir pemerintahan kerajaan Mesir yang berpusat di Luxor. 
9. Di akhir pemerintahan Haxsos, seorang panglima yang bernama Ahmash telah berjaya menghalau orang-orang Haxsos daripada bumi Mesir dan mengasaskan keluarga yang ke-18 kembali memerintah Mesir. 
10. Sepanjang tempoh pemerintahan orang-orang Haxsos ke atas negara Mesir, ketika itulah Bani Israel hidup dengan mendapat keistimewaan daripada kerajaan Haxsos dan mereka telah ditempatkan di suatu tempat yang terletak di sebelah timur Sungai Nil. Apabila kerajaan Mesir memerintah kembali negaranya, Bani Israel tidak lagi mengecapi keistimewaan yang pernah dikecapi suatu masa dahulu dan akhirnya mereka keluar dari negara Mesir dengan diketuai oleh Nabi Musa a.s. 
11. Di antara kabilah yang datang ke kawasan ini (antara dua sungai) ialah kabilah Ibrani (kalimah Ibrani bermaksud Nabi Ibrahim dan anak-anaknya selain daripada Nabi Ismail a.s dan keturunannya). 
12. Nabi Ibrahim a.s dilahirkan di Iraq. Bapanya bernama Azar bekerja sebagai pembuat patung dan menjual kepada penyembah berhala. Melalui hidayat Allah SWT Nabi Ibrahim telah dipilih untuk membawa risalah Tauhid kepada kaumnya. Malangnya risalah yang dibawa telah mendapat tentangan yang hebat dari kaumnya sendiri sehinggalah Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup. Akhirnya Nabi Ibrahim terpaksa berhijrah bersama isterinya Sarah, dua anak saudaranya Luth dan beberapa teman serta pengikutnya meniggalkan negara Iraq.
13. Dalam perjalanan mencari tempat untuk menyambung kehidupan, mereka telah menuju ke bumi Syria kemudian meneruskan perjalanan mereka ke bumi Kan'an dan selepas itu ke bumi Palestin. Di sepanjang perjalanan mereka hanya menternak dan mengembala binatang. 
14. Selepas beberapa ketika, Nabi Ibrahim a.s bersama isterinya Sarah telah berhijrah ke Mesir yang pada ketika itu di bawah pemerintahan Haxsos. Mengikut beberapa riwayat, Maharaja Mesir tertarik dengan kecantikan Sarah apabila dia ingin menghampiri Sarah tiba-tiba dia menggigil, maka dia merasa bersalah dan mengembalikan semula Sarah kepada Nabi Ibrahim lalu menghadiahkan pula seorang permaisuri Mesir yang bernama Hajar.    
15. Sarah ialah seorang isteri yang mandul maka dia mencadangkan kepada Nabi Ibrahim supaya mengahwini Hajar. Setelah beberapa lama perkahwinan Ibrahim dan Hajar, mereka dikurniakan seorang putera yang diberi  nama Ismail. Kelahiran Ismail telah menimbulkan rasa cemburu di hati Sarah lantas dia meminta daripada suaminya agar memisahkan Hajar dan anaknya daripada mereka berdua. 
16. Nabi Ibrahim a.s telah membawa puteranya yang pertama bersama isterinya Hajar menuju ke suatu tempat yang tidak mempunyai tanaman dan air. Akhirnya tempat tersebut dikenali sebagai Baitullah. 
17. Selepas 14 tahun kelahiran Ismail, isteri  Nabi Ibrahim yang pertama iaitu Sarah telah melahirkan seorang putera yang bernama Ishak. Ishak mempunyai dua orang putera yang bernama Iesu dan Yaacob. 
18. Yaacob digelar sebagai Israel dan mempunyai  12 orang anak. Daripada merekalah datangnya 12 keturunan Bani Israel. Yaacob juga mempunyai empat orang isteri iaitu ;- 
i- Laiah; anak sulung kepada bapa saudaranya. Mempunyai  enam orang anak iaitu Raubin, Syam'un, Lawai, Yahouza, Yashaki dan  Zabuloun.
ii- Adik kepada Laiah bernama Rahil (isteri yang paling disayangi oleh  Yaacob). Mempunyai dua orang anak  iaitu Yusuf dan Bunyamin.
iii- Zalfah; hamba kepada Laiah. Mempunyai dua orang anak iaitu Jadd  dan Ashir.
iv- Balhah; hamba kepada Rahil. Mempunyai dua orang anak iaitu Dann dan Naftaley. 
BAHASA IBRIAH 
19. Sepertimana yang diketahui Nabi Ibrahim telah meninggalkan Kota Babylon bersama dengan keluarga dan pengikutnya disekitar tahun 1750 sebelum masehi. Bumi yang pertama dipijak oleh Ibrahim dan pengikutnya ialah tanah Syria tempat tinggal orang-orang Aram. Kemudian mereka berpindah lagi menuju ke Selatan sehingga mereka menetap di Kan'an. Di sepanjang perjalanan tersebut sudah semestinya Nabi Ibrahim a.s dan pengikutnya bertemu dan bergaul dengan pelbagai kaum dan kabilah. Hasil daripada itu, lahirlah di Kalgu Bani Israel suatu bahasa yang mirip kepada orang-orang Aram yang menyerupai dengan bahasa Arab. Penggunaan bahasa ini kembali kepada tahun 1200 sebelum masehi kemudian ianya telah luput sebagai bahasa pertuturan dan diganti oleh bahasa Aram pada tahun 200 sebelum masehi. Selepas daripada itu bahasa Ibrani tidak lagi digunakan melainkan untuk tulisan dan upacara keagamaan sahaja. 
PENGASINGAN BANGSA YAHUDI 
20. Jika diperhatikan pada orang-orang Ibrani (Bangsa Yahudi) selepas penghijrahan mereka daripada tanah Iraq, didapati mereka ini mempunyai satu ciri yang berbeza iaitu suka mengasingkan diri ke mana mereka pergi dan menetap. Mereka tidak suka bergaul dengan kabilah lain malah mereka lebih suka hidup sesama mereka di satu tempat yang berasingan di antara mereka dan kabilah lain. Mereka tidak akan membenarkan sesiapa pun samada di kalangan mereka sendiri atau orang lain untuk menembusi benteng ini. Sebab-sebab pengasingan ini terbahagi kepada dua perkara :- 
i. Perbezaan Aqidah, orang-orang Ibrani beriman dengan ajaran Tauhid  yang dibawa oleh Nabi Ibrahim. Akan tetapi setengah kabilah dan kaum  lain menyembah berhala. 
ii. Perbezaan Pemikiran, orang-orang Ibrani hidup berpindah randah dan  tidak bertamadun. Berbeza pula dengan kabilah lain yang hidup mene tap, mempunyai ilmu pengetahuan dan ketamadunan.                                             

21.Tabiat mengasingkan diri dari orang lain telah menjadi satu kebanggaan kepada orang-orang Ibrani walaupun mereka mempunyai ilmu pengentahuan dan meninggal cara hidup lama mereka namun tetap mengamalkan tabiat mengasingkan diri dari masyarakat lain. Ini dapat dilihat di mana-mana tempat yang mereka tinggal. 
22. Sikap mengasingkan diri ini telah melahirkan natijah yang negatif terhadap mereka dan bangsa lain. Setelah sekian lama sikap ini meresap ke dalam darah daging orang-orang Yahudi maka timbullah perasaan tidak tenang di dalam jiwa mereka terhadap bangsa lain. Mereka sentiasa merasa bahawa bangsa lain akan mengkhianati dan menghapuskan mereka. Lantaran itulah mereka berterusan merancang dan melaksanakan rancangan jahat untuk menghapuskan bangsa-bangsa lain demi mengembalikan ketenangan jiwa mereka. Daripada perancangan jahat mereka ialah ajaran Marxis, Darwin, Freemason dan lain-lain. 
23.  Daripada sikap tersebut juga lahir dalam setiap jiwa orang-orang Yahudi, mereka tidak akan memberi ketaatan kepada mana-mana pemerintahan melainkan pemerintahan Yahudi sahaja. Mereka sanggup melakukan apa yang tidak terfikir di akal kita demi ketaatannya kepada bangsa Yahudi. 
BANI ISRAEL DI MESIR 
24. Pada kurun ke-17 sebelum masehi Mesir diperintah oleh bangsa asing yang bernama Haxsos sepanjang tempoh 2098-1857 sebelum masehi. Di sepanjang tempoh pemerintahan Haxsos bangsa Yahudi telah masuk ke Mesir melalui salah seorang anak Nabi Yaacob a.s iaitu Nabi Yusuf a.s. Kedatangan Bani Israel ke Mesir telah disambut oleh pemerintah Haxsos pada ketika itu dengan penuh penghormatan. 
25. Bani Israel bersama dengan bapa mereka Israel (Yaacob) seramai 70 orang telah mendiami satu kawasan yang bernama Ghasan terletak di bahagian Timur Mesir. Di sepanjang tempoh mereka berada di Mesir, mereka hanya melakukan pekerjaan yang senang lagi menguntungjkan seperti mengembala, membuat perhiasan emas dan perak dan berniaga.    
26. Di sepanjang pemerintahan Haxsos ke atas bumi Mesir, Bani Israel mendapat pelbagai keistimewaan berbanding dengan masyarakat pribumi. Keadaan ini berterusan sehinggalah panglima yang bernama Ahmash berasal dari keluarga ke-18 kerajaan Mesir berjaya menghalau orang-orang Haxsos daripada bumi Mesir. 
27. Apabila kerajaan Mesir diperintah kembali oleh penduduk asalnya.maka Bani Israel tidak lagi mendapat keistimewaan sebagaimana terdahulu semasa pemerintahan Haxsos. Orang-orang Mesir mula mencurigai Bani Israel disebabkan oleh :-
i.   keistimewaan yang mereka kecapi di zaman Haxsos telah menim bulkan rasa dengki dan cemburu dihati orang-orang Mesir.
ii.  Selepas kekalahan Haxsos, mereka terpaksa bekerja keras seperti  rakyat jelata Mesir dan tidak mendapat apa yang mereka perolehi di  zaman Haxsos 
iii sikap mereka yang suka mengasingkan diri dari masyarakat Mesir  telah menimbulkan rasa curiga di kalangan pemerintah. Ini menye babkan mereka bangkit memberontak dan menimbulkan kacau bilau terhadap kerajaan Mesir. 

28. Orang-orang Mesir merasakan sikap masyarakat Yahudi yang suka mengasingkan diri dan pertambahan bilangan mereka telah menjadi ancaman terhadap keselamatan negara. Maka mereka merancang untuk menghalang perkara tersebut yang mana pada ketika itu Mesir diperintah oleh seorang Maharaja dari keturunan Diraja yang ke-19 bernama Ramsis II. Akhirnya kerajaaan Mesir telah mengeluarkan perintah agar mana-mana anak lelaki yang dilahirkan di kalangan Bani Israel supaya dibunuh bagi membolehkan perempuan-perempuan di kalangan mereka mengahwini orang-orang Mesir. Pada ketika itulah lahirnya Nabi Musa a.s.
BANI ISRAEL KELUAR DARI MESIR  
29. Setelah berlaku apa yang kita semua ketahui di antara Nabi Musa dan Firaun maka Nabi Musa a.s meminta daripada Firaun untuk membawa keluar kaumnya dari bumi Mesir menuju ke suatu tempat yang telah dijanjikan oleh Allah kepada mereka. 
30. Terdapat perbezaan pendapat di kalangan ahli sejarah, mengenai keluarnya Nabi Musa dan kaumnya dari bumi Mesir. Setengah riwayat mengatakan bahawa Firaun mempersetujui akan permintaan Musa dan setengah yang lain mengatakan bahawa Firaun memaksa Musa dan kaumnya tinggal di bumi Mesir sebagai hamba. 
31. Maka Musa dan kaumnya telah menuju ke arah timur. Apabila mereka sampai di persisiran Teluk Suez mereka dapati di hadapan mereka ialah lautan yang terbentang dan di belakang mereka, bala tentera Firaun mengejarnya. Maka Nabi Musa pun berdoa kepada Allah lalu berlaku satu mukjizat yang mengkagumkan. Bani Israel dapat menyeberangi lautan tersebut dengan selamat dan di waktu yang sama Firaun dan bala tenteranya mati di telan laut. 
32. Apabila Musa a.s dan kaumnya telah menjejaki tebing semenanjung Sinai, maka bermulalah kehidupan baru bagi Bani Israel. Sudah semestinya kehidupan ini berbeza dari kehidupan yang lama. Di Mesir terdapat pelbagai kemewahan dan kenikmatan berbeza dari semenanjung Sinai. Kehidupan mereka boleh dikatakan lasak dan mencabar kerana di sekeliling mereka dipenuhi oleh batu batan yang panas  dan terdedah kepada bahang kepanasan matahari, lebih-lebih lagi sumber air yang jarang di dapati kawasan tersebut . 
33. Bani Israel begitu marah dengan kehidupan baru mereka  lalu berjumpa dengan Nabi Musa a.s dan meminta daripadanya untuk mengembalikan semula mereka ke Mesir . 
34. Nabi Musa a.s telah dipanggil oleh Allah untuk bermunajat kepadaNYA selama 30 hari. Sepanjang pemergian Nabi Musa a.s untuk bermunajat dan menerima Kitab Taurat, Bani Israil telah dipimpin oleh saudaranya Nabi Harun a.s . 
35. Apabila Nabi Musa a.s terlambat pulang dari bermunajat kepada Allah, Bani Israel mula meragui kenabian dan agama yang dibawa olehnya. Salah seorang dari pemimpin mereka yang bernama Samiri, telah menghimpunkan emas, perak dan barang perhiasan lalu membentuk seekor anak lembu dan membawa patung tersebut ke hadapan Nabi Harun a.s. Dia meminta daripada kaumnya supaya menyembah dan menyembelih korban kepada Tuhan baru mereka. 
36. Sekembalinya Nabi Musa a.s dari bermunajat, dia membawa bersamanya kitab Taurat sebagai ajaran dan panduan kepada Bani Israil setelah dia mendapati kaumnya mensyirikkan Allah dengan menyembah berhala yang dibuat oleh Samiri.` 
35. Apabila Nabi Musa a.s terlambat pulang dari bermunajat kepada Allah , mulalah Bani Israil meragui akan kenabian dan agama yang olehnya . salah seorang daripada pemimpin yang bernama Samiri telah menghimpun emas, perak, dan barang perhiasan daripada bani Israil dan membentuk seekor anak lembu lantas membawa patung tersebut ke hadapan Nabi  Harun a.s lalu dia meminta daripada kaumnya supaya menyembah dan menyembelih korban kepada Tuhan baru mereka . 
36. Sekembalinya Nabi Musa a.s dari bermunajat dengan membawa bersamanya kitab Taurat sebagai ajaran dan panduan kepada Bani Israil, ia dapati kaumnya telah menyekutukan Allah dengan menyembah berhala  yang dibuat oleh Samiri, maka dia merasa begitu marah terhadap perbuatan mereka.
37. Nabi Musa a.s dengan perasaan penuh kecewa telah menghapuskan tulisan-tulisan Kitab Taurat yang diturunkan oleh Allah kepadanya dan meminta kepada kaumnya supaya bertaubat . 
38. Nabi Musa a.s dan kaumnya merentasi semenanjung Sinai menuju ke Palestin iaitu bumi yang telah dijanjikan oleh Allah kepada mereka. Bagi memenuhi janji tersebut mereka dituntut untuk memerangi orang-orang Kan'an iaitu penduduk Palestin tetapi mereka enggan dan takut untuk berperang kerana mereka telah sekian lama diasuh  dengan kehidupan yang senang dan hina. 
39. Disebabkan keengganan mereka maka Allah telah menghukum mereka dengan mengharamkan mereka daripada memasuki tanah suci Palestin yang telah dijanjikan oleh Allah kepada mereka. 
40. Bani Israel telah disesatkan oleh Allah  di sebuah  padang yang luas bernama Tieh selama 40 tahun. Sepanjang tempoh tersebut Allah telah mematikan mereka yang ingkar terhadap suruhan Nabi-NYA dan diwaktu yang sama telah wafatlah Nabi Harun a.s kemudian diikuti oleh Nabi Musa a.s. 
41. Setelah kewafatan Nabi Musa a.s, Bani Israel dipimpin oleh seorang muridnya yang taat dan berjiwa pahlawan  iaitu Yusha' Bin Nun. Dengan kepimpinan Yusha' dan ketabahan Bani Israel mereka berjaya memasuki tanah Palestin.
BANI ISRAEL DI BUMI PALESTIN  
42. Bani Israel telah mendirikan kerajaan mereka  di bumi Palestin selama 500 tahun. Di sepanjang pemerintahan Bani Israel, mereka tidak pernah merasa aman dan damai melainkan di zaman pemerintahan Nabi Daud a.s dan awal pemerintahan Nabi Sulaiman a.s selama 50 tahun. 
43. Sejarah pemerintahan Bani Israel di bumi Palestin telah dibahagikan kepada 3 zaman : -
i. Zaman pemerintahan Qadi (hakim)
ii. Zaman pemerintahan beraja
iii. Zaman perpecahan  dan kehancuran

ZAMAN PEMERINTAHAN HAKIM  
44. Seperti yang telah disebut di dalam "Safar Al-Qudah" bahawa Zaman Pemerintahan Hakim selama 4 kurun namun mengikut fakta sejarah ianya hanya 1 kurun sahaja . Dinamakan Zaman Pemerintahan Hakim kerana yang dipilih di kalangan dua belas puak Bani Israel mempunyai kuasa tertinggi namun setiap puak mempunyai kebebasan dan undang-undang tersendiri yang dipimpin oleh ketua mereka yang tertua. Peranan Hakim hanyalah sekadar menyelesaikan permasalahan yang berlaku di antara puak-puak yang bertelagah akan tetapi keputusannya tidaklah wajib dipatuhi oleh mereka. Terpulanglah kepada kepimpinan puak tersebut untuk menerima atau menolak keputusan yang dibuat.  
45. Hakim dipilih di kalangan pendita-pendita mereka dan tidak disyaratkan ianya seorang lelaki malah terdapat juga di kalangan Hakim yang memerintah beberapa orang perempuan.
ZAMAN PEMERINTAHAN BERAJA  
46. Pada akhir zaman pemerintahan Hakim, Bani Israel bangkit memberontak di atas kezaliman yang dilakukan oleh hakim-hakim yang banyak menerima rasuah. Bani Israel telah pergi berjumpa dengan seorang Nabi di kalangan mereka yang bernama Syamwildan meminta daripadanya supaya melantik seorang raja bagi menyatukan puak-puak Bani Israel yang berpecah belah agar dapat mereka berperang di bawah kepimpinannya di bawah musuh-musuh mereka. 
47. Maka Syamwil denagn petunjuk Allah telah melantik Thalut sebagai raja dan panglima mereka untuk memerangi orang-orang Kan'an. 
48. Di dalam satu peperangan yang diketuai oleh Thalut di mana Nabi Daud a.s adalah salah seorang daripada tentera telah dapat membunuh panglima tentera Kan'an yang bernama Jalut. Semenjak dari itulah nama Nabi Daud a.s disanjung oleh Bani Israel. Keadaan ini telah menimbulkan perasaan dendam dan dengki yang membara di dalam hati Thalut menyebabkan dia bertindak memerangi dan menghalau Nabi Daud a.s. 
49. Nabi Daud telah lari menyelamatkan dirinya lalu bergabung dengan orang-orang Kan'an serta mengambil peluang di atas kelemahan Bani Israel dengan menyerang mereka. Akhirnya Nabi Daud a.s berjaya menjadi raja yang ke-2 bagi Bani Israel sepertimana yang disebut di dalam "Safar Syamwil Yang Ke-2". 
50. Nabi Daud a.s telah memerintah selama 40 tahun. Pada 7 tahun yang pertama dia menjadikan Habron sebagai pusat pemerintahan. Selepas daripada itu, dia memilih Aour Shyalim sebagai ibu negara kepada kerajaannya . 
51. Zaman pemerintahan Nabi Daud a.s. adalah zaman yang terbaik di zaman kewujudan Bani Israel di bumi Palestin. Ini disebabkan oleh 2 unsur utama : - 
 i.  Kelemahan Maharaja Mesir dan Babylon
 ii. Nabi Daud a.s telah mengadakan perjanjian damai dengan raja Finique yang bernama Hairon. 

52. Nabi Sulaiman telah mengambil alih tampuk pemerintahan selepas kewafatan ayahandanya. Semasa pemerintahan Nabi Sulaiman, kerajaan Bani Israel berada di kemuncak kegemilangannya. Ini disebabkan oleh Nabi Sulaiman telah mengadakan ikatan kekeluargaan di antaranya dengan Shisyak iaitu raja Mesir. 
53. Selepas daripada itu kerajaan Bani Israel menjadi lemah disebabkan oleh : -
i. Hidup dalam kemewahan dan suka berfoya-foya.
ii. kezaliman dan kekerasan daripada kerajaan Nabi   Sulaiman.
iii.Terlalu ramai bilangan isteri dan perempuan-perempuan  simpanan
iv.Terdapat beberapa pemberontakan yang dipimpin oleh Yarba'am. 

ZAMAN KEHANCURAN 
54. Rahbaam putera Nabi Sulaiman telah mengambil tampuk pemerintahan selepas kewafatan ayahandanya dan dia mendapat sokongan dari dua puak iaitu Yahouza dan Bunyamin. Adapun sepuluh puak lagi enggan memberi sokongan kepada Rahbaam dan melantik Yarba'am yang pernah mengetuai pemberontakan di zaman pemerintahan Nabi Sulaiman a.s sebagai raja mereka. Pada ketika itulah kerajaan Bani Israel telah berpecah dua kerajaan : - 
i. Kerajaan Selatan, ibu negaranya Aour Syalim yang dipimpin oleh  Rahba'am. Negara mereka bernama kerajaan Yahouza.
ii. Kerajaan Utara, ibu negaranya Nablus, pengasas dan rajanya yang  pertama ialah Yarba'am. Negara mereka dinamakan kerajaan Israel. 

KEHANCURAN KERAJAAN YAHOUZA DAN ISRAEL  
55. Pada tahun 721 sebelum masehi, raja-raja orang-orang Ashur yang bernama Shalman Ashar telah menyerang kerajaan Israel dan berjaya menawan rajanya Husya' Bin Ilah. Kerajaan Israel merupakan sebahagian dari tanah kerajaan Ashur. 
56. Pada tahun 608 sebelum masehi, kerajaan Mesir bersama bala tentera yang besar telah menyerang Palestin dan menawan kerajaan Yahouza. Dalam peperangan tersebut mereka mendapat kemenangan dan mereka meneruskan serangan ke utara sehinggalah kerajaan Israel yang berada di bawah taklukan kerajaan Ashur jatuh ke tangan mereka. 
57. Kejatuhan kerajaan Israel ke tangan orang-orang Mesir telah menimbulkan kemarahan Maharaja Bakhtanshar lalu berlakulah satu pertempuran yang hebat di antara dua maharaja Mesir dan Babylon. Akhirnya Maharaja Bakhtanshar dapat menawan kembali kerajaan Israel sekaligus dapat merebut takhta kerajaan Yahouza dari tangan Maharaja Mesir. Maharaja Bakhtanshar telah membunuh raja kerajaan Yahouza yang terakhir bernama Sidqia dan menghancurkan bandar Aour Shyalim serta menghalau semua Bani Israel keluar dari negara mereka. Ini berlaku pada tahun 586 sebelum masehi dan mereka dikenali sebagai tawanan Babylon. 
BANI ISRAEL SELEPAS KEHANCURAN NEGARA MEREKA 
58. Selepas kehancuran kerajaan Israel dan Yahouza, tiada lagi mereka yang berketurunan Bani Israel di bumi Palestin. Pada tahun 538 sebelum masehi Kerajaan Babylon telah jatuh ke tangan orang-orang Parsi. Ketika itu Raja Parsi telah membenarkan orang-orang Yahudi yang hidup di pelusuk negara Babylon pulang ke tanahair mereka. 
59. Kepulangan orang-orang Yahudi ke negara mereka di zaman pemerintahan Parsi tidak ubah seperti daripada kepulangan beberapa keluarga untuk menziarahi sanak saudara. Mereka lebih suka hidup di dalam buangan daripada kembali ke Palestin. 
60. Mereka yang pulang dan menetap di Palestin telah bekerjasama dengan panglima Iskandar Al-Makdoni untuk menyerang Palestin dan menentang kerajaan Parsi. Selepas kewafatan Iskandar, Palestin diperintah oleh kerajaan Rom. Di sepanjang pemerintahan tersebut, Bani Israel bangkit memberontak pemerintah mereka sehinggalah pada tahun 70 masehi kerajaan Rom telah menghukum mereka dengan memusnahkan kediaman mereka dan menghalau mereka keluar dari Palestin. 
61. Pada zaman pemerintahan kerajaan Rom ke atas Palestin, lahirlah seruan yang dibawa oleh Nabi Isa a.s untuk mengajak Bani Israel ke jalan yang benar akan tetapi seruan tersebut ditolak oleh mereka. 
62. Pada tahun 135 masehi sekali lagi Bani Israel bangkit memberontak menentang kerajaan Rom. Di dalam pemberontakan tersebut, kerajaan Rom telah membunuh sesiapa sahaja yang mereka temui dari kalangan Bani Israel. Mereka yang terselamat dari penghapusan etnik kerajaan Rom telah lari ke serata dunia dan bumi Palestin telah sunyi daripada Bani Israel. 
63. Ketika Saidina Umar r.a. membuka Baitul Maqdis pada tahun 636 m, tidak seorang pun yang berketurunan Yahudi berada di kota suci itu. Di antara syarat penyerahan kota suci ke tangan orang islam ialah tidak dibenarkan seorang pun orang Yahudi mendiami kota suci ini. 
KITAB SUCI ORANG YAHUDI  
64. Dikalangan orang-orang  Yahudi terdapat dua kitab suci iaitu:-
 a . Perjanjian lama. 
 b . Talmut. 

65. Melihat kepada pendapat yang terkuat, kitab perjanjian lama adalah lebih utama dari kitab Talmut walaupun ada dikalangan sarjana pengajian ilmu ketuhanan mengatakan bahawa kitab Talmut lebih utama dari kitab perjanjian lama. Namun, saya lebih cenderung kepada pendapat yang pertama dan akan membicarakan mengenai kitab perjanjian lama sahaja dengan menyentuh pengamalan terhadap kitab Talmut 
66. Kitab Talmut ialah tulisan tulisan riwayat-riwayat yang dinukilkan daripada pendita-pendita Yahudi dari generasi ke generasi. Talmut bolehlah dianggap sebagai pentafsilan kepada ajaran yang terdapat di dalam kitab perjanjian lama. 
67. Kitab perjanjian lama merupakan kitab suci di kalangan orang-orang Yahudi dan Kristian. Namun, terdapat perbezaan diantara mazhab Katolik dan Prosteston dalam mengiktiraf beberapa Safar dalam kitab perjanjian lama. 
68. Mazhab Katolik mengiktiraf sebanyak 46 Safar termasuklah 5 Safar Musa yang dinamakan dengan Taurat. Manakala Prosteston pula, hanya mengiktiraf 39 Safar sahaja termasuk Safar Musa (Taurat). 
69. Kitab suci perjanjian lama merupakan ajaran, syariat, akhlak, bacaan, doa dan sejarah perjalanan Bani Israel. Ia terbahagi kepada Safar-safar yang boleh diertikan sebagai surah-surah di dalam Al-Quran. Selain itu, ia juga terbahagi kepada Al-Ashah. Beberapa Ashah pada setiap Safar adalah sama pengertian dengan hizib di dalam surah-surah Al-Quran. 
70. Kitab perjanjian lama terbahagi kepada 4 bahagian utama :-
 a . Kitab Musa atau Safar 5 ( Pantateuch ).
 b . Safar-safar sejarah.
 c . Safar-safar doa dan syair.
 d . Safar kenabian. 

 Saya akan membicarakan secara ringkas mengenai Safar Musa atau Taurat manakala bakinya akan disebut pengenalannya sahaja. Ini kerana Safar Musa atau Taurat merupakan kesimpulan ajaran yang dibawa dalam agama Yahudi. 
SAFAR MUSA  
71. Safar Musa dikenali sebagai Safar 5 atau Taurat. Ia adalah sebahagian dari kitab perjanjian lama dan mengandungi 5 Safar iaitu:- 
 a . Safar ciptaan alam.
 b . Safar penghijrahan.
 c . Safar pengulangan.
 d . Safar Kaum Lawai.
 e . Safar Bilangan. 

72. "Safar ciptaan alam" diberi nama sempena sejarah penciptaan alam, Adam dan Hawa yang diturunkan ke bumi bersama anak-anaknya setelah memakan pohon yang dilarang. Ia juga menceritakan tentang Nabi Nuh a.s. dengan peristiwa taufan, Nabi Ibrahim serta keturunannya Ishak dan Yaakub, Nabi Yaakub dan anak-anaknya, Nabi Yusuf dan kehidupannya di Mesir dan berakhir dengan kisah kematian Nabi Yusuf a.s. 
73. "Safar penghijrahan" pula mengisahkan tentang keadaan Bani Israel selepas kewafatan Nabi Yusuf dan kezaliman raja Mesir terhadap mereka. Ia juga mengandungi cerita mengenai kelahiran Nabi Musa a.s., mukjizat yang Allah berikan kepadanya, kisahnya yang membawa Bani Israel keluar dari Mesir dan berjaya  menyeberangi lautan sehinggalah mereka sampai ke timur Jordan. Safar ini juga menceritakan tentang 10 wasiat yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Musa sebagai ajaran dan larangan kepada Bani Israel. 
74. "Safar kaum Lawi" dinisbahkan kepada puak Levi yang mana ia adalah salah satu dari 12 puak Bani Israel. Hasil dari keturunannya, lahir Nabi Musa dan Nabi Harun a.s. Safar ini merupakan safar yang menceritakan tentang syariat dan perundangan yang perlu dipatuhi oleh orang-orang Yahudi dalam kehidupan seharian mereka.            
75. "Safar bilangan" pula bersempena dengan peristiwa Nabi Musa yang membilang pemuda-pemuda yang berumur dalam lingkungan 20 tahun ke atas selepas mereka terselamat dari Firaun - Mesir iaitu seramai 603550 orang kecuali pemuda dari puak Levi.                               
76. "Safar Ulangan" pula ialah safar yang mengulangi dan menyempurnakan hukum-hakam dan syarat yang terdapat dalam safar Levi. 
SAFAR SEJARAH  
77. Safar Sejarah mengandungi 16 safar iaitu:- 
 a. Safar Yasyu'. (Seorang panglima perang yang telah berjaya membawa Bani Israel masuk ke kota Palestin.)
 b. Safar Hakim. (Mereka ialah para hakim yang memerintah Bani Israel ketika awal mereka berada di bumi Palestin.)
 c.  Safar Raja I.
 d.  Safar Raja II.
 e.  Safar Raja III.
 f.   Safar Raja IV.
 g.  Safar Hari-hari I.
 h.  Safar Hari-hari II.
 i. Safar Raaus. (Nenek kepada Nabi Daud dari sebelah ayahnya.)
 j.   Safar Azra.
 k.  Safar Nahmia.
 l.   Safar Tubia.
 m. Safar Astir. (Seorang panglima Israel yang telah berkahwin dengan raja Parsi dan telah menyelamatkan bangsa Israel.) 
 n . Safar Yahoudid.
 o . Safar Mukabi I.
 p . Safar Mukabi II. 

SAFAR DOA DAN SYAIR.  
78. Safar ini mengandungi 6 safar yang bermula dengan:- 
 a . Safar Ayub.         d . Safar Himpunan.
 b . Safar Mazanir.     e . Safar Lagu.
 c . Safar Pujangga.    f . Safar Kesedihan Armia.
 

SAFAR KENABIAN.
79. Safar kenabian terdiri dari:- 
 a. Ashaia.     h. Amus.       o. Hiji. 
 b. Armia.      i. Oubdia.     p. Zakaria. 
 c. Barukh.    j. Yunan.      q. Malakhi. 
 d. Hazkial.   k. Mikha.      r. Safar Hikmah. 
 e. Dania.      l. Nahum.     s.Yasyu'Sirakh. 
 f. Husya'.    m. Hebkuk.
g. Yuail.       n. Sofnia.

80. Kitab perjanjian lama merupakan himpunan cerita-cerita dongeng,kata-kata hikmah,pesanan dan syariat.Uslub penulisannya berbeza diantara satu safar dengan safar yang lain.Kadang-kadang ia ditulis dalam bentuk syair ataupun biasa dengan membawa roh yang menggambarkan penderitaan dan kesedihan.Ia juga kadang-kadang ditulis dalam bentuk yang ganas dan tidak bertamadun. 
BEBERAPA PERSOALAN PERBANDINGAN.  
81.a. Ketuhanan seperti yang terdapat dalam kitab perjanjian lama. 
     b. Sifat-sifat tuhan dalam kitab perjanjian lama. 
     c. Sifat-sifat para nabi dalam kitab perjanjian lama. 
     d. Hari Kiamat. 

82. Sesungguhnya semua agama yang diturunkan oleh Allah menyeru kepada mentauhidkannya. "Sesungguhnya telah kami utuskan untuk semua ummah para utusan bagi mengajak mereka menyembah Allah dan menjauhkan diri daripada Thoghut". (Surah al-Nahl : 26). 
83. Begitulah peranan para rasul dan nabi dalam mentauhidkan Allah. Nabi Musa adalah nabi yang pertama diutuskan oleh Allah untuk umat Israel. Beliau mengajak umat Israel menyembah Allah dan mengesakan-Nya. Ini jelas terdapat dalam Al-Quran juga At-Taurat walaupun telah diselewengkan seperti yang disebut di dalam wasiat 10 yang berbunyi:- "Jangan ada di kalangan kamu tuhan yang lain di hadapanku. Jangan kamu mengambil patung yang diukir atau sesuatu gambar dan apa-apa yang ada di langit di atas dan di bawah, di  dalam air dan di bawah bumi. Janganlah sekali-kali kamu sujud kepada tuhan selain dariKu dan menyembah mereka." -Safar penghijrahan Ishah ke-20, ayat 3. 
84. Kitab perjanjian lama telah menceritakan kepada kita bahawa Bani Israel tidak berpegang kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa. Contohnya seperti kisah lembu Samiri, mereka tetap menyembahnya dan mengingkari Allah walaupun Nabi Musa masih hidup. Begitu juga selepas kewafatan Yusya' bin Nuh, sekali lagi mereka mengsyirikkan Allah. Mereka telah menyembah apa yang disembah oleh tuhan orang-orang Asyur yang bernama Ba'lim. Salah seorang raja Bani Israel yang bernama Yusijia telah membersihkan tempat ibadat mereka dari ribuan berhala dan patung yang disembah dengan menghancur dan membakarnya. Sekaligus menghalau para pendita yang mengajak Bani Israel menyembah berhala. Di awal perpecahan  kerajaan Israel Yarbaam, raja kerajaan Israel telah membuat sebuah patung yang berupa anak lembu dari emas tulen sebagai sembahan dan tempat penyembelihan bagi orang-orang Yahudi untuk mengelakkan mereka dari pergi ke Our Shalim, ibu negara kerajaan Yahuza yang dipimpin oleh Yarbaam. 
85. Apabila kita membaca kitab perjanjian lama, kita akan dapati Bani Israel telah beberapa kali mengsyirikkan tuhan mereka dengan menyembah pelbagai patung sama ada ia dari kaum di sekeliling mereka  atau yang dibuat oleh mereka sendiri. 
86. Sifat-sifat tuhan yang terdapat di dalam kitab perjanjian lama merupakan gambaran kepada kecenderungan Bani Israel dan keperibadian mereka. Jadi, bukanlah suatu perkara yang pelik jika tuhan yang digambarkan oleh kitab perjanjian lama bersifat ganas, penipu, perompak dan tidak bermaruah. Seolah-olah mereka menggambarkan bahawa tuhan mereka adalah ketua kepada kumpulan penyamun.  
87. Seperti yang disebut di dalam "safar pembentukan alam" bahawa tuhan telah menyerupai seorang manusia dan bergelut dengan Nabi Yaakub sehingga ke subuh. Tuhan tidak mampu mengalahkan Nabi Yaakub melainkan dengan menggunakan satu tipu helah yang berjaya mematahkan peha Nabi Yaakub.  
88. Ini jelas terbukti apabila tuhan Yahudi itu membatalkan hasratnya untuk menghancurkan hamba-hambanya yang menyembah berhala setelah dipujuk oleh nabi Musa. Sebaliknya dia merasa sedih dan menyesal.                        
89. Apabila kita ingin memperkatakan tentang sifat para nabi, semestinya kita akan menyifatkan mereka dengan sebaik-baik sifat kerana mereka adalah rasul dan pilihan Allah di atas muka bumi. Namun sebaliknya yang berlaku dalam kitab perjanjian lama kerana ia telah meletakkan para nabi di suatu tempat yang tidak selayaknya. Kadang-kadang ia menganggap nabi tersebut sebagai penzina, penipu dan pembunuh yang tidak berperikemanusiaan.      
90. Di dalam  "safar penghijrahan", perjanjian lama telah mengatakan bahawa Nabi Harun a.s telah mencipta sebuah patung yang berupa lembu untuk disembah oleh Bani Israel sewaktu ketiadaan nabi Musa disebabkan oleh perasaan dengkinya.   
91.  Di dalam "safar samwil ke-2" telah menceritakan bahawa Nabi Daud pernah mencintai seorang wanita yang merupakan isteri kepada salah seorang tenteranya. Keadaan ini bermula sewaktu Nabi Daud bersiar-siar di istananya di Aour Shalim. Pada ketika itu dia telah melihat seorang perempuan yang sedang mandi di rumahnya lalu terus jatuh cinta. Apabila diselidik perempuan tersebut adalah isteri kepada salah seorang tenteranya. Maka dia telah memerintahkan panglima tentera supaya menugaskan suami kepada perempuan tersebut berada di barisan hadapan dalam peperangan. Apabila berita kematian lelaki berkenaan sampai kepada nabi Daud, dia terus mengahwini perempuan tersebut. Sebenarnya perempuan itu adalah ibu kepada Nabi Sulaiman. 
92.Mengenai Nabi Sulaiman pula, perjanjian lam telah menceritakan bahawa Nabi Sulaiman mempunyai 700 orang isteri di kalangan perempuan yang merdeka dan 300 di kalangan hamba. Setengah daripada isterinya itu adalah penyembah berhala. Mengikut cerita, Nabi Sulaiman sentiasa menyembah berhala yang dimiliki oleh para isterinya pada akhir hayat beliau.
93. Apabila kita perhatikan di dalam Al-Quran, Allah telah menegaskan bahawa Nabi Musa telah membawa satu risalah yang mengajak ummahnya menyembah Allah yang Maha Esa, mendirikan solat serta beriman dan yakin akan kedatangan hari kiamat (surah Taha). Berbeza dengan apa yang digambarkan oleh kitab perjanjian lama yang mana tidak didapati satu kalimah pun yang menceritakan tentang hari kiamat dan apa-apa yang berlaku di dalamnya seperti balasan baik dan buruk. Kitab perjanjian lama hanya menyatakan bahawa balasan terhadap amalan yang di lakukan oleh seseorang hanyalah di dunia semata-mata. Sesiapa yang berbuat baik akan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia dan sesiapa yang engkar serta kufur juga akan terus menerima penyiksaan di dunia ini.
MAZHAB DAN FIRQAH DI DALAM AGAMA YAHUDI.  
94. Agama Yahudi sepertimana agama lain mempunyai pelbagai fahaman dan mazhab, di mana setiap mazhab mendakwa bahawa mereka adalah yang terbaik berbanding dengan yang lain. 
95. Perkara utama yang menjadi perbezaan di antara mazhab-mazhab tersebut ialah pengiktirafan mereka terhadap kitab Talmud dan kepercayaan terhadap kebangkitan selepas kematian. 
96. Di antara mazhab utama dalam agama Yahudi ialah :- 
 a. Farasiyun (Rabbaniyun)      d. Hadasiyun
 b. Soduqiyun                         e. Samiriyun
 c. katabah                              f.  Qurraayun.

 97. Golongan Farasiyun lahir selepas kejatuhan kerajaan Bani Israel di Palestin yang disebabkan oleh serangan orang-orang Babylon, golongan ini menyeru Bani Israel agar kembali berpegang kepada aqidah mereka yang asal sebelum kejatuhan kerajaan mereka. Mereka berkeyakinan bahawa hanya dengan kembali kepada ajaran yang sebenar sahaja yang mampu untuk mengembalikan kegemilangan mereka.   
98. Mereka beriman dengan hari akhirat dan kebangkitan selepas kematian. Pada pandangan mereka balasan baik hanyalah terhadap orang-orang yang soleh dan ia akan berlaku di atas muka bumi ini. Adapun orang-orang yang jahat dan derhaka, mereka akan mati. 
99. Mereka juga beriman bahawa di samping kitab Taurat, terdapat sebuah kitab yang bernama Talmut yang mana ia juga adalah kitab suci. Para pendita mereka yang bergelar Hakamah adalah maksum iaitu terpelihara dari segala kesilapan dan kedosaan. Aqidah ini begitu menebal di dalam jiwa orang-orang Yahudi sehinggakan jika seorang Hakamat berkata kepada seseorang bahawa tangan kirinya adalah tangan kanannya, orang itu haruslah membenarkan kata-kata Hakamat tersebut dari dirinya sendiri.
100. Sebenarnya golangan "Farasiun" adalah sebuah gerakan politik yang berasaskan agama dan bertujuan untuk mengembalikan negara Israel. Mereka kadang-kadang menggunakan keganasan dan kekerasan untuk mencapai matlamat mereka. Cogankata yang mereka gunakan ialah "matlamat menghalalkan cara". 
101. Golongan "Assodiqiun" pula mengingkari balasan dan hari kebangkitan. Mereka beriman bahawa balasan baik dan buruk hanyalah di dunia ini sahaja. 
102. Mereka tidak mengiktiraf akan kesucian kitab Talmut kerana hanya kitab Taurat sahaja yang menjadi panduan hidup mereka. Golongan ini terdiri daripada orang-orang bangs.a.w.an yang menghormati undang-undang negara dan agama yang lain selagi tidak bercanggah dengan ajaran Taurat. 
103. "Hasadiun" pula bererti mereka yang menjadikan kezuhudan sebagai cara hidup mereka. Golongan ini lahir pada zaman pemerintahan kerajaan Mokabi di sekitar tahun 173-175 sebelum masihi. Mereka amat berbeza jika dibandingkan dengan golongan yang lain dari segi ibadah dan adat resam. Orang-orang Hasadiun mengharamkan segala bentuk penyembelihan dan korban. Dari segi syariat pula, mereka menolak fahaman pembezaan etnik di antara Yahudi dan bukan Yahudi. Mereka menyeru kepada kaum Yahudi agar hidup secara aman dan damai bersama kaum yang lain. Mereka mengharamkan perniagaan dan penipuan serta mengajak kepada kehidupan yang  zuhud dan menjauhkan diri dari perempuan. Ini berbeza dengan ajaran yang dibawa oleh agama Yahudi yang mana perkahwinan merupakan kewajipan agama. 
104.  Golongan "Qurraun" merupakan pengikut kepada Anan bin Daud iaitu salah seorang dari ulamak di kalangan orang Yahudi yang hidup di Baghdad pada zaman pemerintahan Abu Jaafar Al-Mansur. Mereka hanya mengiktiraf kitab Taurat sebagai kitab suci dan menggunakan ijtihad dalam meletakkan beberapa perundangan dalam agama Yahudi. 
105. Golongan "Katabah" pada asalnya merupakan penyalin atau tukang tulis kitab suci kepada sesiapa yang menghendakinya. 
PENYELEWENGAN TAURAT DAN PENDIRIAN ISLAM TERHADAPNYA.  
106. Di dalam beberapa ayat Al-Quran ada menyatakan bahawa Allah SWT telah menurunkan beberapa buah kitab kepada para nabinya. Di antara kitab-kitab tersebut ialah Taurat, Injil, Zabur, Suhuf Ibrahim dan Musa. Apabila kita perhatikan kepada ayat-ayat Al-Quran yang menceritakan mengenai kitab-kitab tersebut, ia boleh disimpulkan kepada dua bahagian yang utama:-
 i. Sebahagian dari kitab-kitab tersebut masih kekal dengan  keaslianya sebagaimana ia diturunkan.
 ii.Sebahagian yang lain pula telah diubah dan sebahagian  yang lain pula  telah hilang atau disembunyikan. 

 Dalam perbicaraan ini kita akan menjadikan Al-Quran sebagai pengukur kepada kebenaran, keaslian dan kesohehan isi kitab-kitab tersebut.Firman Allah (Telah kami turunkan kepada mu wahai Muhammad Al-Quran dengan kebenaran yang akan membenarkan dengan apa yang terdapat di tangan kamu dari kitab-kitab yang terdahulu) Al-Maidah : 48.  
107. Contoh yang pertama adalah sama seperti yang disebut di dalam Safar pembentukan alam iaitu mengenai tempoh penciptaan langit dan bumi selama 6 hari. Begitu juga umur Nabi Nuh a.s iaitu selama 950 tahun. 
108. Contoh yang kedua pula sama seperti yang terdapat di dalam Safar pembentukan alam yang menceritakan bahawa Allah telah beristirehat dari kepenatan mencipta langit dan bumi pada hari yang ketujuh iaitu hari sabtu. Mengikut sejarah, kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa yang mana ia diletakkan di dalam sebuah peti telah hilang dari tangan orang-orang Yahudi beberapa kurun. Apabila peti tersebut telah dapat diambil kembali oleh Thalut dari tangan orang-orang Kan'an kemudian dibuka, didapati beberapa helai tulisan sahaja yang mengandungi 10 wasiat. Ini bertepatan seperti yang ditegaskan di dalam Al-Quran (Dan ia adalah saki-baki dari apa yang telah ditinggalkan oleh Nabi Musa dan Nabi Harun.) 
109. Kesimpulan dari beberapa dalil dan pengakuan yang dibuat oleh para sarjana bahawa kitab Taurat telah diubah, disembunyikan dan kadang-kadang sengaja dilupakan kandungannya yang asal. Secara keseluruhannya, kitab Taurat bukan lagi sebuah kitab yang asli seperti yang telah diturunkan kepada Nabi musa. 
110. Pendirian Islam terhadap apa yang terdapat di dalam kitab Taurat, secara kesimpulannya terbahagi kepada tiga jenis:- 
 i.   Menepati dengan apa yang terdapat di dalam Al-Quran  dan Sunnah.
 Perkara seperti ini diterima kerana ia bertepatan dengan Al- Quran dan Hadis.
 ii. Ia bercanggah dengan apa yang terdapat di dalam Al- Quran dan As-Sunnah. Sudah semestinya ia ditolak dan wajib  bagi kita untuk mendustakannya.
 iii. Ia tidak disebut di dalam Al-Quran dan juga As-Sunnah  tetapi tidak  bercanggah dengan kedua-duanya. Contohnya  seperti nama orang atau tempat.  

 Perkara seperti ini kita tidak boleh menolak dan membenarkannya. Ia hanya sekadar penghuraian bukannya suatu hujah bagi kita. Ini berpandukan kepada sebuah hadis yang telah dikeluarkan oleh Bukhari di dalam kitab At-Tauhid yang berbunyi: " Jangan kamu membenarkan apa-apa yang diriwayatkan oleh ahli kitab dan jangan pula kamu mendustakannya tetapi berkatalah kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami".
PENUTUP  
 Disepanjang perbincangan kita terhadap agama Yahudi dapatlah kita membuat kesimpulan bahawa kitab Taurat walaupun ianya telah diubah dan diselewengkan namun ia mampu membentuk bangsa Yahudi daripada sebuah bangsa yang lemah dan hina menjadi bangsa yang paling berkuasa. Rahsia kejayaan bangsa Yahudi perlulah dijadikan satu pengiktibaran kembali syariat yang ditinggalkan oleh Rasulullah s.a.w.. 
 RUJUKAN
1.Al-Qur'anul Karim dan terjemahannya.
2. Kitab perjanjian lama.
3. Yahudi.Profesor Ahmad Shalabi.
4. Pengantar pengajian agama.Doktor Safwat Hamid.
5. Kajian mengenai kitab Taurat.Doktor Aminah Mohd. Nasir.