Resolusi Peletakan Fondasi Perubahan Sosial Masyarakat Kita
“Kekacauan Interpretasi wahyu para ulama, kaum cendekiawan, dan para pemimpin Tasikmalaya, menandai kekacauan realitas sosial, baik politik, ekonomi, budaya, dan moralitas”
Ibarat berkaca di depan cermin, demikianlah hubungan antara realitas sosial Tasikmalaya dengan kontruksi paradigma Islam yang terbangun di dalamnya. Besar maupun kecil pemikiran dan gagasan yang dilontarkan para ulama’, cendekiawan, dan para pemimpin ketika memaknai dan menafsir realitas sosial, tentu saja memberikan kontribusi nyata terhadap baik dan buruknya realitas sosial itu sendiri. Maka dari itu, kekacauan realitas sosial, baik politik, ekonomi, budaya maupun moralitas yang terjadi, mempresentasikan “cara pandang kita” yang kacau ketika memaknai dan manafsir realitas. Ini adalah persoalan interpretasi, yang dalam konteks realitas sosial maujud menjadi sebuah ideologi, kepentingan, maupun justifikasi. Tentu saja, persoalan ini jarang disadari oleh para ulama’, cendekiawan, dan para pemimipin yang dengan otoritas, kekuasaan, dan kepentingannya, melenggang di tengah-tengah pusat keseimbangan sosial (equilibrium) Tasikmalaya.